Kamu pasti sudah sering mendengar istilah toxic relationship atau toxic friends. Tapi, pernahkah kamu mendengar toxic positivity?
Masalah, cobaan, kegagalan merupakan tiga hal yang tidak bisa lepas dari manusia. Semua orang pasti memiliki masalahnya sendiri. Namun, yang menjadi pembedanya adalah bagaimana seseorang menghadapi masalahnya itu.
Hal yang paling sering terjadi ketika menghadapi masalah adalah seseorang berusaha mengambil dampak positifnya. Mereka berusaha menciptakan pikiran positif agar bisa lebih menerima masalah itu dan bisa menjadikannya pelajaran. Namun, apakah kamu tahu jika berpikir positif secara berlebihan ketika mempunyai masalah ternyata bisa berdampak buruk? Biasanya orang menyebutnya dengan istilah toxic positivity.
Pengertian Toxic Positivity
Toxic positivity merupakan perilaku seseorang untuk berusaha selalu bertindak dan berpikir positif dan menekan emosi negatif. Jika terbiasa dilakukan, perilaku ini bisa memberi dampak buruk untuk kesehatan mental mu, loh.
Berpikir positif itu perlu. Tapi asal kamu tahu, tidak ada salahnya mengutarakan emosi negatif. Karena sejatinya manusia pasti memiliki emosi negatif seperti sedih, marah, kecewa, khawatir, atau frustasi.
Jadi tidak ada salahnya kalau kamu menunjukkan emosi negatif mu. Bisa jadi dengan mengutarakan emosi negatif itu, kamu bisa merasa lebih baik dan tidak akan merasa tertekan dengan masalah yang sedang kamu hadapi.
Ciri-Ciri Toxic Positivity
Aku selalu berusaha berpikir positif disetiap keadaan. Apakah aku melakukan toxic positivity? Yuk, kenali ciri-cirinya!
1. Tidak Jujur Terhadap Perasaan Sendiri
Ciri pertama orang yang melakukan toxic positivity adalah mereka tidak jujur terhadap perasaan sendiri. Orang-orang dengan toxic positivity cenderung menyembunyikan emosi mereka. Mereka tidak akan membiarkan emosi negatif mereka keluar. Bahkan mereka akan merasa bersalah jika emosi negatif yang mereka pendam keluar meskipun secara tidak sengaja.
2. Sulit Mengelola Emosi
Ciri kedua adalah mereka sulit mengelola emosi. Hal ini disebabkan karena mereka tidak jujur dengan perasaannya sendiri. Akibatnya mereka menjadi tidak tenang sebab mereka tidak bisa mengontrol emosi mereka.
3. Menghindari Masalah
Ciri ketiga adalah mereka cenderung menghindari masalah. Mereka tidak ingin larut dalam suatu masalah yang memicu munculnya emosi negatif. Oleh karena itu mereka memilih untuk menghindari masalah itu daripada menyelesaikannya.
Padahal, dengan menghindari masalah belum tentu berdampak baik. Alih-alih terselesaikan, bisa jadi masalah itu justru menjadi lebih besar dan akan membuatmu semakin kesulitan untuk mengatasinya.
4. Motivasi yang Cenderung Menghakimi
Ciri keempat adalah mereka memberikan motivasi yang cenderung menghakimi. Hal ini tidak hanya berasal dari sendiri, loh. Orang lain juga bisa memberikan toxic positivity padamu.
Misalnya saja ketika kamu mengalami kegagalan, lalu ada seseorang memberikan nasihat “Kamu pasti bisa kalau mencoba sekali lagi, tapi sayangnya kamu terlalu mudah menyerah.” Ucapan itu memang bisa membangkitkan semangat. Tapi setiap orang berbeda. Bisa jadi untuk beberapa orang ucapan itu bisa menjadi beban mereka dan justru menilai dirinya buruk karena mudah menyerah.
5. Membandingkan diri dengan yang lain
Ciri terakhir yaitu mereka suka membandingkan diri dengan yang lain. Pasti sebagian besar dari kamu pernah mendapat motivasi berupa kalimat “Yang kamu alami itu lebih mending, dulu aku …” Itu juga termasuk ciri orang dengan toxic positivity, loh.
Niatnya memang ingin membuat kita merasa lebih baik karena ternyata ada yang mengalami masalah yang lebih buruk. Tapi bisa jadi hal itu justru membuat orang yang sedang mereka hibur merasa jika masalah yang sedang dihadapi dianggap remeh.
Baca Juga : 8 Kebenaran Sulit Dalam Hidup yang Harus Kita Terima agar Menjalani Kehidupan yang Bahagia
Dampak Toxic Positivity
Sudah tahukan gimana ciri-ciri orang dengan toxic positivity? Selanjutnya kita akan membahas mengenai dampak toxic positivity yang ternyata bisa mempengaruhi kesehatan mental. Penasaran? Simak penjelasan berikut ini, ya!
1. Dapat Memicu Timbulnya Stres
Dampak yang pertama yaitu bisa memicu timbulnya stres. Orang dengan toxic positivity cenderung berusaha untuk menekan emosi negatif mereka. Mereka tidak bisa jujur mengenai perasaan mereka. Mereka berusaha tetap positif padahal sebenarnya mereka benar-benar merasa sedih, kecewa, marah dan menderita. Jika dibiarkan hal itu bisa menyebabkan stres dan berdampak pada kepribadianmu nantinya.
2. Anxiety
Dampak yang kedua yaitu timbulnya anxiety atau rasa cemas. Orang dengan toxic positivity akan selalu berusaha menampilkan sisi positifnya. Oleh karena itu mereka akan merasa cemas jika suatu ketika mereka tidak bisa menahan emosi negatif mereka. Mereka takut jika orang lain mengetahui perasaan negatif mereka.
3. Merasa Paling Benar
Dampak ketiga yaitu seseorang akan merasa bahwa dirinya lah yang paling benar. Hal ini akan sangat berdampak pada orang lain.
Orang dengan toxic positivity cenderung mencari pembelaan atas apa yang mereka alami atau rasakan. Oleh karena itu tak jarang mereka jadi menganggap remeh masalah orang lain. Mereka menganggap masalah yang mereka hadapi lebih berat dan menganggap orang lain lemah.
4. Sulit Bersosialisasi
Dampak terakhir yaitu menjadi sulit bersosialisasi. Orang yang terlalu berpikir positif akan sulit jujur mengenai perasaannya, entah itu pada dirinya sendiri atau dengan orang lain. Jika terus dibiarkan, orang lain akan merasa sulit untuk bersosialisasi dengan mereka. Akibatnya, tak jarang orang dengan toxic positivity menjadi sulit bergaul.
Tips Menghindari Toxic Positivity
Ternyata toxic positivity tidak hanya berdampak pada diri sendiri, kan? Rupanya perilaku itu juga bisa berdampak buruk bagi orang lain. Lalu gimana cara menghindarinya? Simak 4 tips berikut ini, ya!
1. Mengelola Emosi
Tips menghindari toxic positivity yang pertama yaitu cobalah untuk mengelola emosi. Kamu tidak harus selalu menampilkan sisi terbaikmu. Kadang mengeluarkan emosi negatif seperti marah, kecewa, atau sedih juga penting untuk dilakukan.
2. Memahami Orang Lain
Tips kedua yaitu berusaha memahami orang lain. Tips ini berlaku ketika kamu akan memberi nasihat atau menghibur orang lain ketika mereka mengalami masalah.
Berhati-hatilah ketika ingin memberikan nasihat atau sekedar ucapan penghibur. Jangan sampai ucapan yang kamu keluarkan justru terdengar menghakimi mereka dan membuat mereka semakin tertekan. Jika dirasa tidak bisa memiliki solusi yang tepat, cukup dengarkan mereka dengan baik.
3. Jangan Suka Membandingkan
Tips ketiga yaitu jangan suka membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Hal ini sering terjadi ketika seseorang dengan toxic positivity memberikan kalimat penghibur dengan membandingkan lawan bicara mereka dengan dirinya sendiri.
Jadi, berhentilah membandingkan diri sendiri maupun orang lain. Sebab, kita tidak tahu seberapa berat masalah yang mereka hadapi. Alih-alih merasa lebih baik, bisa jadi malah membuat mereka merasa lebih buruk atau bahkan marah.
4. Berdamai dengan Diri Sendiri
Tips terakhir yaitu berdamai dengan diri sendiri. Mulailah untuk mencintai dan menghargai diri sendiri. Tidak ada salahnya jika sesekali kamu mengeluarkan emosi negatifmu. Cobalah untuk menerima emosi negatif yang kamu rasakan, maafkan diri ketika melakukan kesalahan, dan jangan selalu menyalahkan diri sendiri.
Penutup
Secara tidak sadar banyak orang telah melakukan toxic positivity. Selalu bertindak dan berperilaku positif dan berusaha menekan emosi negatif untuk keluar ternyata tidak selalu berdampak positif. Selain berdampak negatif untuk diri sendiri, toxic positivity juga bisa berdampak negatif untuk orang lain.
Nah itu dia penjelasan mengenai toxic positivity dari Tumbooh.com. Apakah kamu atau orang di sekitarmu termasuk salah satunya? Yuk, mulai jujur dengan perasaan diri sendiri. Cuma kamu yang bisa tahu bagaimana perasaanmu yang sebenarnya. Nggak ada salahnya kok kalau kamu mengeluarkan emosi negatif.
—
Sumber Foto : Photo by Andrea Piacquadio from Pexels