Sebagai seorang fresh graduate, ketakutan utama setelah lulus adalah mencari pekerjaan. Ketika tahap itu berhasil dilalui, ada kalanya ketakutan lain datang.
Ya! Menjadi anak baru di kantor. Ada kalanya kita merasa bahwa sebagai junior kita harus bersikap hati-hati sepanjang waktu. Padahal, ini akan menyebabkan kegugupanmu semakin terlihat dan membuatmu terkesan tidak percaya diri.
Percaya diri adalah sikap terhadap keahlian dan kualitas diri. Artinya, kamu secara sadar menerima dan mempercayai diri sendiri sehingga kamu memiliki kontrol atas bagaimana kamu menampilkan diri di khalayak publik.
Kepercayaan diri yang baik ditandai dengan ekspektasi realistis terhadap pencapaian dan keahlian diri, berkomunikasi secara baik, dan bisa menerima kritikan.
Tips Supaya Percaya Diri untuk Anak baru di Kantor
Selain ketakutan, perasaan minder juga disebabkan oleh keraguan akan kemampuan diri.
Namun, jangan khawatir! Keraguan, kekhawatiran, dan ketakutan itu terkait dengan persepsi di pikiranmu. Persepsi ini dapat dilatih, lho, ke arah yang lebih positif.
Untuk mengubahnya, simak cara efektif meningkatkan kepercayaan diri sebagai anak baru di kantor.
1. Pahami Aturan dan Kultur Tempat Kerja
Ketidakpercayaan diri datang dari sifat keragu-raguan. Maka, kamu perlu memiliki pengetahuan yang cukup untuk bisa menyesuaikan diri dan berani bersikap.
Pelajarilah SOP perusahaan. Kamu juga bisa melakukan riset kecil tentang industri tempat kamu bekerja.
Jika kamu bekerja di industri kreatif, kemungkinan kultur kantor lebih santai dan minim senioritas. Namun, jika kamu bekerja di perusahaan manufaktur atau pegawai negeri, kemungkinan aturan akan lebih ketat.
Maka riset akan sangat membantu membekali kamu untuk memilih bagaimana kamu bersikap nantinya.
2. Pahami Kualitas Diri
Percaya diri bukan berarti sombong akan kemampuan yang dimiliki. Sombong atau minder terhadap kemampuan orang lain akan menghambatmu karena kamu terus membandingkan diri dengan orang lain.
Yang bisa kamu lakukan adalah mengukur kemampuan dan keahlianmu secara objektif, yakni membandingkan dirimu dengan dirimu yang sebelumnya atau membandingkan diri dengan orang yang memiliki posisi atau tugas yang serupa denganmu.
Dengan menyadari kualitas diri secara objektif, kamu mengetahui betul karakter diri sehingga jika diberikan pekerjaan yang menurutmu menantang, kamu bisa mengambil keputusan untuk menerima tantangan itu atau menolaknya.
Menerima tantangan secara terukur membuatmu berkembang.
Sedangkan menolak tantangan secara terukur juga bermanfaat karena kamu tidak akan membebani diri dan menyalahkan diri sendiri ketika tidak bisa memenuhi standar.
Menerima atau menolak tantangan adalah hal baik. Yang terpenting adalah kamu sadar betul akan kualitas diri dan bantulah dirimu dan tahu kapan waktu yang tepat untuk tumbuh atau sekadar bertahan.
Artikel terkait: Catat! 28 Hal-hal yang Ditanyakan ke Mentor saat Kamu Magang
3. Terus Belajar dari Kekurangan
Penyebab rasa percaya dirimu rendah datang dari kekurangan.
Menyadari kekuranganmu adalah langkah yang baik. Namun, minder akan datang ketika kamu terus merasa bersalah atau kurang.
Berdamailah dengan kekurangan itu.
Berdamai dengan kekurangan berarti kamu sadar akan kekurangan itu dan menerima bahwa itu adalah bagian dari dirimu. Namun, kamu juga sadar bahwa kekurangan itu bisa diubah dengan cara terus belajar dan memperbaikinya.
4. Terbukalah pada Orang Baru dan Minimalisir Ekspektasi
Imajinasi tentang karyawan senior pasti lebih jago ternyata kerap memberikan ketakutan. Ketakutan yang mendominasi ini akan membuatmu merasa kecil.
Agar kamu stop keras pada diri sendiri adalah dengan tetap terbuka pada berbagai karakter dan pengalaman orang lain.
Berusahalah mengenal mereka lebih baik dengan berinteraksi lebih banyak di luar jam kantor.
Ekspektasi dan imajinasi tentang karakter atau pencapaian orang lain akan membatasimu untuk mengenal lebih jauh. Dengan minimalisir ekspektasimu, selain kamu bisa mengenal mereka, kamu juga tidak dikecewakan akan imajinasi yang kamu bangun yang tentu saja belum tentu benar.
5. Latih Keahlian Public Speaking
Public speaking atau berbicara di depan umum adalah soft skill yang membutuhkan keahlian komunikasi dan kemampuan untuk engage dengan audiens.
Public speaking ini akan sering kamu lakukan di tempat kerja, misalnya pada saat rapat, presentasi ke atasan ataupun klien, atau sekadar diskusi di grup kecil. Karena kemampuan ini menjadi bagian besar di tempat kerja, kepercayaan dirimu akan terlihat dari kemampuan public speaking.
Kamu bisa melatih kemampuan public speaking dengan meminta kritik dan saran dari rekan kerjamu setelah presentasi.
Kamu juga bisa mengevaluasi secara mandiri dengan merekam diri sendiri saat presentasi dan menonton videonya kembali lalu mencatat apa saja kekurangannya.
Artikel terkait: Cara Menerapkan Soft Skill ke dalam Personal Branding-mu
6. Jangan Malu Bertanya
Rasa minder bukan hanya membatasimu dari berbuat kesalahan. Rasa minder juga dapat membatasimu untuk belajar lebih banyak.
Saat kamu takut, kamu jadi urung dan sungkan untuk bertanya.
Agar kamu lebih percaya diri, cobalah bertanya kepada mentor atau manajer tim. Jika kamu tidak tahu apa yang ingin ditanyakan, kamu bisa menyiapkan pertanyaan-pertanyaan sebelumnya sehingga kamu lebih siap dan tidak gugup.
Menanyakan pertanyaan menjadi salah satu indikator bahwa kamu adalah karyawan yang antusias untuk belajar dan mengembangkan diri. Jangan takut karena manajer akan senang jika kamu memperlihatkan keinginan untuk belajar.
Namun perlu diingat bahwa ada batasan-batasan pertanyaan yang boleh ditanyakan.
Jadi, buatlah pertanyaan sepenting dan seefisien mungkin agar kamu tidak terkesan sedang ‘menjilat’, ya!
7. Kenakan Pakaian yang Sesuai
Pakaian menjadi tampilan luar yang terlihat secara kasat mata selain wajah dan bentuk tubuh. Di lingkungan kerja profesional, pakaian menjadi indikator penting dalam penilaian di tempat kerja.
Kenakanlah pakaian sesuai dengan dresscode kantor atau acara. Kenakanlah pakaian yang rapi dan bersih ketika ada rapat atau presentasi dengan klien.
Kenakan warna-warna yang cocok dengan warna kulitmu dan pilihlah bahan yang nyaman.
Jika kamu merasa nyaman dengan dirimu, kamu akan merasa aman dan tenang sehingga dapat meminimalisir kekhawatiran yang tidak perlu.
8. Bangun Relasi Baik dengan Rekan Kerja
Kadang rasa minder datang karena kita merasa sendiri dan dikucilkan.
Hal terbaik yang bisa kamu lakukan adalah cobalah mengenal lebih jauh rekan kerjamu.
Membangun relasi yang baik dan berempati dapat membantumu merasa menjadi bagian dari tim lebih erat.
Menjalin relasi baik juga dapat membangun support system sehingga kamu tidak akan sungkan untuk meminta bantuan jika menemui kesulitan.
9. Manfaatkan Sesi Konseling dengan HRD
Jika kamu merasa belum mampu mengatur rasa percaya dirimu secara mandiri, kamu bisa memanfaatkan fasilitas konsultasi dengan HRD-mu.
Tanyakan apa keluhan yang selama ini menyebabkan rasa percaya dirimu yang rendah. Apakah kamu merasa tidak mampu di area tertentu?
Dari konsultasi, kamu dan HRD akan mencari tahu solusi terbaik yang bisa kamu atau HRD lakukan.
Bisa jadi ternyata banyak juga di antara rekan kerjamu yang merasa minder sehingga perlu adanya perbaikan sistem dan kultur kantor yang mana itu bukan tugasmu melainkan HRD dan para manajer.
10. Berterimakasih kepada Diri Sendiri
Terakhir, setelah kamu mencapai the best version of yourself dan tampil baik di tempat kerja, berilah apresiasi pada dirimu.
Ketika to-do list kamu telah selesai tepat waktu dan dikerjakan dengan baik, akan ada rasa bangga atas pencapaian itu. Jangan ragu untuk memberikan hadiah kepada diri sendiri.
Self reward bukan berarti membeli barang mahal atau foya-foya di pesta. Kamu juga bisa membeli makanan kesukaanmu atau istirahatkan pikiranmu dengan pergi ke tempat yang ingin kamu kunjungi.
Nah, itu dia tips percaya diri bagi kamu yang anak baru di kantor versi Tumbooh.
Mendapatkan pekerjaan menjadi tantangan tersendiri. Di linkungan baru kamu cenderung merasa minder dan khawatir berlebihan.
Ikuti tips meningkatkan percaya diri di atas meski kamu anak baru. Jika ada pertanyaan seputar meningkatkan percaya diri, tulis di kolom komentar, ya!
***