Portofolio adalah kumpulan hasil karya selama kamu bekerja. Banyak anggapan bahwa portofolio hanya untuk profesi desainer grafis atau penulis saja. Padahal, portofolio bisa kamu gunakan untuk menjelaskan detail pekerjaan yang ada di CV-mu, lho!
Maksimalkan penggunaan portofolio dengan untuk menjelaskan proyek-proyek yang pernah kamu kerjakan. Meskipun kamu bukan penulis atau desainer, kamu tetap bisa membuat portofolio untuk meningkatkan kemungkinan diterima pekerjaan.
Tips Membuat Portofolio Pekerjaan
Portofolio bisa difungsikan sebagai dokumentasi kerja. Portofolio yang baik bisa memberikan gambaran jelas tentang kemampuanmu.
Membuat portofolio tidaklah sulit. Ikuti cara berikut agar portofolio-mu dilirik recruiter!
1. Buat Poin-poin Penting
Portofolio tidak semestinya kumpulan/list karya, proyek, dan pekerjaan saja.
Kamu perlu berikan beberapa poin yang perlu ditulis, misalnya periode proyek, proses pekerjaan, tools yang kamu gunakan, apa yang kamu kerjakan, bagaimana hasilnya, dan sebagainya.
Dengan poin-poin penting itu, kamu bisa memberikan penjelasan komplit tentang pekerjaan yang pernah kamu lakukan.
2. Berikan Konteks di Setiap Riwayat Pekerjaan/Proyek
Misalnya kamu seorang desainer grafis. Kamu membuat sebuah kampanye desain edisi khusus lebaran.
Sebelum kamu tampilkan hasil desain-mu, ada baiknya kamu jelaskan dulu latar belakang kamu membuat desain tersebut. Tunjukkan permasalahan, tujuan, dan target kampanyemu.
Awali dengan menulis judul proyek dan paragraf singkat rangkuman dari proyek tersebut. Buatlah penjelasan sesederhana mungkin menggunakan sudut pandang orang awam.
Baca juga: Perjalanan Karir Isyana Sarasvati yang Multitalent: Mulai Main Musik Sampai Main Game
3. Jelaskan Proses Pekerjaan
Recruiter sering tidak tahu proses kerja hanya dengan melihat CV. kamu bisa menjelaskannya melalui portofolio.
Tampilkan proses atau alur pekerjaan, bisa dari proses riset, sketsa, atau proses berpikir yang kamu gunakan untuk mencapai solusi.
Dari penjelasan proses kerja, recruiter akan tahu apakah alur berpikir pelamar sudah benar.
4. Tunjukkan Detail Hasil Proyek
Setelah kamu menjelaskan proses kerjamu, tampilkan hasil karyamu.
Jika kamu seorang desainer, tentu tampilkan hasil desainnya. Jika kamu seorang social media strategist, tampilkan hasil postingan dan analitik media sosial-nya.
Tampilkan dengan rapi dan mendetail. Kamu juga bisa menggunakan analisis SWOT sebagai refleksi dari pekerjaan tersebut.
Baca juga: Begini Cara Menerapkan Soft Skill ke dalam Personal Branding-mu!
5. Jelaskan Dampak
Setelah kamu menjelaskan permasalahan di awal, kamu perlu menutup portofolio dengan penjelasan dampak. Munculkan saja dampak ke audiens atau target yang berusaha kamu sasar saat mengerjakan proyek tersebut. Kamu juga bisa munculkan testimoni agar portofoliomu semakin kuat.
Itu dia cara memaksimalkan portofolio agar mudah diterima kerja versi Tumbooh. Share informasi ini agar teman-temanmu juga ikut sukses sepertimu!