Mungkin butuh waktu cukup lama untuk menarik perhatian netizen, bahwa kamu seorang influencer exist di Social Media.
Memperoleh ribuan followers memang butuh semangat dan doa yang panjang. Akan tetapi, sebenarnya influencer bisa dimulai dengan menjadikan pekerjaan tersebut sebagai side-job.
Banyak Influencer yang awalnya hanya exist di Social Media, tapi tetap memiliki pekerjaan penuh waktu di kehidupannya dan menjadikan Social Media sebagai hobi.
Dikutip dari kursus yang diselenggarakan oleh Socialights, program Influencers Academy batch 3 yang dilakukan secara online selama 30 hari.
Berikut pelajaran yang bisa kita peroleh mengenai Suka-duka menjadi seorang Influencer:
Antara Konsistensi Upload Konten dan Kredibilitas
Ingin menjadi seorang Influencer artinya kamu siap untuk aktif bekerja di dunia internet. Kamu harus mampu menghasilkan banyak konten setiap harinya, agar netizen melirik social media kamu.
Mengatur jadwal membuat konten dan konsisten memproduksinya saja tidak cukup. Nyatanya seorang influencer yang notabene juga seorang content creator, harus membangun sebuah kredibilitas.
Satu bidang khusus yang kamu tentukan di social media harus kamu kuasai sepenuhnya, karena Seorang Influencer harus mampu membagikan ilmu bidang yang dikuasai dan mencari cara bagaimana caranya agar orang-orang terpengaruh atas konten yang kamu buat.
Jika audiens kamu sudah percaya sama kamu, maka mereka akan terus menunggu-nunggu kamu untuk mengunggah konten. Sesederhana mereka ingin belajar dari kamu.
Jadi jika kamu ada salah dalam memproduksi konten, maka berhati-hati bahwa konten tersebut akan menjadi bumerang bagi kamu.
Pastikan bahwa setiap konten yang kamu buat tidak menimbulkan kontroversial masyarakat.
Cari Support System itu Penting
Memperoleh popularitas dan penghasilan beneran dari social media, tetap aja pasti banyak orang yang masih berpikir bahwa berkarir menjadi Influencer itu bukan karir sesungguhnya.
Padahal sudah berhati-hati agar netizen tidak menyerang kamu, tapi yang menyerang kamu saat ini adalah orang-orang yang dekat sama kamu.
Penting bagi kamu untuk menemukan orang-orang yang sayang dan mendukung segala hal yang kamu lakukan.
Sekarang juga banyak komunitas Influencer yang bisa menjadi tempat kamu berlabuh, atau menjadi support system kamu menjalankan karir sebagai Influencer.
Kamu bisa join komunitas Influencer dari Socialight, bisa melalui website Socialights.id
Meningkatkan Engagement Rate
Di era digital ini banyak orang yang menawarkan followers dengan tujuan agar memperoleh engagement yang tinggi karena idealnya seorang influencer harus memiliki setidaknya 1000 followers.
Berikut ini 3 alasan kenapa fake followers itu sama sekali tidak menguntungkan:
- Kenyataannya, fake followers itu sama sekali tidak menguntungkan dan malah merugikan sekali. Fake followers bisa menurunkan kredibilitas kamu sebagai Influencer.
- Fake followers juga sesungguhnya tidak tertarik sama kamu, jadi tidak akan memberikan banyak komentar positif ataupun likes pada setiap konten yang kamu unggah,
- Akun palsu juga banyak yang disapu bersih oleh pihak instagram. Jika sudah seperti ini, engagement yang kamu peroleh dari mereka bakal jadi spam belaka.
Jika ketahuan kamu membeli followers, akun kamu akan di-flagged oleh oleh social media dan dianggap surang, sehingga reach kontenmu akan dibatasi.
Parahnya lagi, brand tidak akan tertarik untuk menggunakan jasa kamu sebagai mitra kerja atau endorsement.
Daripada kamu membeli followers, cara terbaik yang bisa kamu lakukan untuk memperoleh banyak followers adalah berusaha untuk engage dengan mereka. Try to engage artinya kamu berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan mereka.
Misalnya seseorang menulis komentar positif pada kontenmu, maka sebaiknya kamu membalas komentar tersebut dengan ramah.
Lebih baik memperoleh followers yang organik, dan menjadi pengikut setia kamu. Daripada engagement yang tidak authentic
“Post 2 feed posts per week and 2 stories per day is ideal for building a following on the app. No matter what network you’re publishing to, you should strive to be an “active” participant,” sebuah tips yang diungkap oleh Adam Mosseri, selaku Chief dari aplikasi Instagram itu sendiri,
Dari ungkapan Adam Mosseri tersebut, dapat disimpulkan, bahwa algoritma media sosial cenderung menghargai mereka-mereka yang aktif bikin konten.
Menanggapi Internet Trolls / Cyber Bullying
Saat menjadi seorang Influencer, kamu pasti tidak bisa menghindari serangan dari para internet trolls, atau mereka yang berkomentar buruk pada akun social media kamu.
Yang bisa kamu lakukan adalah tetap kuat dan tidak mikirin semua komentar negatif mereka yang hanya membuang waktu dan energi kamu saja.
2 Cara terbaik menghadapi internet trolls:
- Kamu cuekin dan fokus ke komentar-komentar positif saja.
- Kamu jadiin ide konten selanjutnya dan buktikan bahwa kamu tidak seperti apa yang mereka pikirkan.
Penutup
Setiap profesi yang kita jalani sudah pasti ada dampak suka dan dukanya. Tidak terlepas menjadi seorang Influencer yang notabene sebuah profesi baru di era digital ini.
Sebuah stigma di masyarakat tempo dulu masih menganggap bahwa karir yang ideal adalah bekerja di kantor di perusahaan terkenal, nyatanya zaman sekarang sudah sepenuhnya berbeda dan kita harus beradaptasi.
Jangan takut menjadi Influencer, apakah profesi ini bisa menghasilkan cuan atau tidak? Maka jawabannya adalah bisa.
Demikian artikel tentang Suka Duka Berkarir Menjadi Influencer dari Tumbooh.com. Jika kamu merasa artikel ini bermanfaat, silahkan bagikan kepada teman dan sahabat kamu ya.
Sumber foto: Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels