Pemimpin negara Honduras bernama Manuel Bonilla sampai di New Orleans menggunakan perahu pinjamannya dengan harapan akan memperoleh kekuatan di Amerika.
Perusahaan yang dipimpin oleh Bonilla adalah usaha perdagangan pisang yang dinamis United Fruit Company, yang sekarang bernama Chiquita Brands International.
Pertama kali dibudidayakan di Asia Tenggara, lalu sampai ke Amerika pada awal 1500. Produknya adalah berbagai jenis pisang, yang sekarang tidak bisa kita temukan di supermarket atau pasar manapun.
Tahun 1800, Manuel Bonilla pergi ke Karibia mencari kelapa dan barang lainnya. Ia menemukan jenis pisang bernama Gros Michel (Pisang Ambon) dari seorang petani Afro-Karibia, lalu memutuskan untuk membelinya dalam jumlah banyak
Gros Michel adalah pisang dengan kulit tebal yang disukai oleh penduduk seluruh Amerika. Pisang menjadi sangat populer di akhir tahun 1800 karena harganya yang murah, selalu tersedia di berbagai musim, dan dianggap sehat oleh dokter.
United Fruit Company (UFC) terus-menerus mengekspor pisang Gros Michel dari Petani Karibia yang asalnya dari Jamaika, Kuba, dan Honduras.
UFC Membuka Kebun Pisangnya Sendiri
Melihat bisnis pisang yang sukses besar, Manuel Bonilla berpikir untuk membuka lahan tanaman pisang miliknya sendiri.
Perusahaan pisang melobi dan menyuap pemerintah Amerika Serikat, bahkan mendanai kudeta untuk memastikan bahwa mereka memiliki sekutu yang berkuasa.
Bonilla membayar lagi market partner, Petani Pisang dari Karibia, untuk meminta izin membuka tanah dan menanam bibit pisang Gros Michel dari Karibia.
United Fruit Company memiliki lebih dari 40% tanah subuh di Guatemala. Mereka bahkan menebang hutan hujan di Costa Rica, Guatemala, Honduras, Kolombia, dan Panama untuk membangun kebun pisang.
United Fruit Company juga membangun rel kereta api, pelabuhan dan kota untuk menyokong kehidupan bagi para pegawai petani pisang yang dibayar tinggi.
Penyakit Epidemi Panama Pisang Gros Michel
Gros Michel yang ditanam begitu padat menyebabkan kurangnya keanekaragaman hayati bagi tanah membuat perusahaan siap untuk menghadapi penyakit epidemi pada pisang.
Penerapan budidaya kultivar tunggal perkebunan Pisang Gros Michel membuat buah yang dihasilkan memiliki kualitas yang seragam, tetapi jika satu wilayah terserang penyakit, maka akan menyebar dengan cepat ke semua wilayah.
Selain itu, infrastruktur yang menghubungkan perkebunan juga membuat penyakit menyebar dengan cepat. Patogen yang tersebar bisa dari sepatu boots pekerja, gerbong kereta api, dan kapal uap.
Tahun 1910, penyakit yang pertama kali menyebar di Panama dengan cepat menyebar ke seluruh wilayah hingga sampai ke Amerika. Penyakit ini disebut sebagai Panama Disease.
Panama Disease mengakibatkan perusahaan terpaksa menelantarkan kebun pisang Gros Michel di Guatemala, Honduras, dan Costa Rica. Pisang Gros Michel sudah berjamur dan menjadi sumber penyakit menyebabkan Ribuan petani di-PHK.
Reformasi Pisang Gros Michel Menjadi Pisang Cavendish
Setelah Perang Dunia II, kediktatoran yang berpartner dengan United Fruits di Guatemala dan Honduras ingin membeli tanah yang belum diolah 85% di Guatemala dari United Fruit Company.
Presiden Jacobo Arbenz membeli tanah kosong tersebut untuk diberikan kepada para petani yang di-PHK.
Manuel Bonilla marah, dan meluncurkan propaganda melawan Arbenz lewat bantuan dari pemerintahan Amerika. Beralasan atas ketakutan atas bangsa komunis, CIA Amerika mengatur penggulingan Arbenz lewat pemilihan demokratis tahun 1954.
Pada tahun yang sama, di Honduras, 10 ribu pekerja United Fruit Company melakukan mogok kerja sampai perusahaan setuju untuk melakukan reformasi terhadap pisang Gros Michel atas ide dari Arbenz.
Hal ini juga dikarenakan mereka tidak lagi rela dibayar dengan kupon yang hanya berlaku di toko-toko milik perusahaan, dan sokongan tempat tinggal berupa asrama-asrama.
Akhirnya United Fruit Company atas bantuan dana dari politik, pisang Gros Michel berhasil direformasi menjadi pisang yang resisten terhadap penyakit, bernama Pisang Cavendish pada 1960.
Usaha Pisang Era Modern
Meski telah mengalami reformasi, bukan berarti peternakan Pisang Cavendish tidak memiliki masalah. Budidaya Pisang Cavendish membutuhkan pestisida yang membahayakan bagi para petani maupun ekosistem..
Dibandingkan dengan Pisang Gros Michel (Pisang Ambon) yang memiliki rasa manis, harum, dan pulen. Pisang Cavendish memiliki rupa lebih pucat, kulitnya seperti karet, tidak beraroma, rasanya yang cenderung asam, dan tekstur buah yang kering.
Hal ini membuat Pisang Cavendish tidak lagi diminati oleh pembeli. Di Indonesia, Pisang Ambon ditanam sendiri di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Jawa dan Sumatera.
Pisang Ambon bukan hanya favorit bagi masyarakat dunia, namun juga menjadi favorit penduduk Indonesia.
Pisang Ambon bisa langsung dimakan maupun diolah menjadi berbagai masakan dengan cara digoreng, direbus, dikukus, atau direbus.
Penutup
Berdagang Pisang meski tidak terdengar megah, namun tidak bisa direndahkan karena profit yang dihasilkan bisa menjanjikan.
Menurut Spend Matters, lebih dari 100 miliar buah pisang dikonsumsi setiap tahun. Jumlah itu menjadikan pisang sebagai hasil bumi terpenting nomor empat, setelah gandum, beras, dan jagung.
Rebecca Cohen, dalam The Science Creative Quarterly edisi Desember 2009, bahkan menyatakan perdagangan pisang sebagai representasi berbagai masalah ekonomi, sosial, politik, serta lingkungan di planet ini.
Sekian artikel dari Tumbooh.com, semoga kita semua tetap bisa selalu tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
—
Sumber foto: Foto oleh Deon Black dari Pexels