Pentingnya Memahami Hutang Baik dan Hutang Buruk, Jangan Sampai Terjebak!

Pentingnya Memahami Hutang Baik dan Hutang Buruk, Jangan Sampai Terjebak!

Diposting pada

Menurut Investopedia, hutang adalah sejumlah uang yang dipinjamkan kepada pihak lain dengan imbalan pembayaran kembali sejumlah nilai atau jumlah pokok di masa mendatang.

Hutang dikategorikan menjadi dua: hutang baik dan hutang buruk. Secara singkat, pengertian dari hutang yang baik adalah hutang yang produktif. Hutang baik sifatnya dapat menambah aset kita. Sedangkan hutang yang buruk adalah hutang yang berasal dari sifat konsumtif. Hutang ini biasanya digunakan untuk sekedar memenuhi nafsu/hasrat semata, bukannya menambah aset, justru hutang ini malah membebani finansial kita.

Banyak yang beranggapan bahwa satu-satunya cara untuk hidup dengan finansial yang sehat adalah dengan menghindari hutang, namun nyatanya ada beberapa hutang dalam hidup kita yang tidak sepenuhnya bisa dihindari seperti ketika membeli rumah.

Hutang diibaratkan sebagai pisau bermata dua. Di satu sisi, ia sangat membantu karena bisa memenuhi kebutuhan kita, di sisi yang lain, hutang merupakan sebuah beban untuk masa depan kita.

Sejatinya kita tidak boleh skeptis dengan konsep hutang ini. Baik atau buruknya sebuah hutang tergantung bagaimana kita menggunakannya.

Maka dari itu, untuk menghindari terjebak dalam hutang buruk, ada baiknya kita untuk mengulas lebih dalam mengenai dua kategori hutang ini, hutang baik dan hutang buruk. Yuk, simak terus pembahasannya!

Pengertian dan contoh hutang baik

Hutang dianggap baik jika hutang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan, membeli atau membiayai sesuatu yang sifatnya produktif, menambah keuntungan di masa depan, dan digunakan dengan cerdas.

Hutang produktif biasanya dapat dilihat dari tujuannya, seperti untuk membiayai modal usaha atau berinvestasi jangka panjang. Nilai usaha atau aset investasi yang dibiayai oleh hutang tersebut cenderung bertambah seiring berjalannya waktu. Maka dari itu, walaupun seseorang berhutang, tapi sebenarnya ia menghasilkan keuntungan.

Hutang produktif juga dapat dilihat dari seberapa banyak hutang tersebut. Jika hutang tidak melebihi dari 30% total pendapatan bulanan kita, maka hutang tersebut dapat dikategorikan sebagai hutang yang baik.

Berikut adalah beberapa contohnya:

1. Modal usaha

Memulai sebuah usaha terkadang membutuhkan hutang untuk menambah uang modal. Hutang untuk modal usaha ini termasuk ke dalam kategori hutang baik karena di masa mendatang kita bisa mendapatkan keuntungan dari usaha yang kita kelola ini.

2. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Harga properti tiap tahun semakin merangkak naik. Terkadang untuk memiliki rumah misalnya, kita perlu untuk berhutang ke bank. Dengan skema KPR, kita dapat memiliki rumah dengan mencicil untuk jangka waktu yang telah ditentukan.

Hutang KPR ini termasuk ke dalam kategori hutang yang produktif dikarenakan harga properti setiap tahunnya diprediksi untuk terus melonjak.

3. Pinjaman untuk biaya pendidikan

Berhutang untuk biaya pendidikan termasuk dalam kategori hutang yang baik. Pendidikan adalah salah satu jenis investasi jangka panjang. Dengan ilmu dan keterampilan yang didapat selama jenjang pendidikan, seseorang bisa meng-upgrade dirinya untuk mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan, sehingga bisa membayar kembali hutang di awal tadi.

Pengertian dan contoh hutang buruk

Hutang yang buruk merupakan hutang yang hanya digunakan untuk membeli barang konsumtif hanya karena lapar mata. Sifat barang konsumtif yang dibeli ini pun nilainya akan habis seiring waktu.

Hutang ini sangat berbahaya untuk kesehatan finansial kita. Pasalnya, berhutang hanya karena menuruti nafsu dan hasrat belaka akan membebani kita di masa depan.

Hutang yang buruk dapat diklasifikasikan ketika hutang tersebut melebihi 30% dari total penghasilan kita selama sebulan. Hutang juga dikatakan buruk apabila barang yang kita beli dengan hutang tersebut nilainya semakin bertambah waktu semakin sedikit.

Berikut ini adalah contoh dari hutang yang buruk:

1. Hutang kartu kredit

Dari sekian banyak contoh hutang yang buruk, hutang kartu kredit merupakan hutang yang paling “menjebak”. Hutang kartu kredit sangat mudah membuat penggunanya terlena untuk menjadi lebih konsumtif dengan membeli berbagai macam barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

Hanya dengan sekali gesek kartu, atau memasukkan nomor dan security code, kita dapat secara mudah mendapatkan semua barang yang kita inginkan. Dengan beban bunga yang tinggi, masa depan finansial kita akan sangat terancam.

2. Kredit tanpa agunan

Kredit tanpa agunan merupakan suatu produk pinjaman yang memberikan fasilitas kredit tanpa membebankan calon nasabah untuk menyiapkan jaminan. Jenis kredit seperti ini jika tidak digunakan dengan bijak akan sangat membahayakan masa depan finansial kita.

Contoh dari kredit tanpa agunan pinjaman online atau yang orang biasa sebut dengan pinjol. Banyak beredar kasus-kasus teror oleh debt collector terhadap peminjam karena telat membayar pinjaman. Teror tersebut bisa berupa ancaman melalui telepon/sms, teks Whatsapp, menyebarkan fitnah ke teman-teman peminjam melalui media sosial, atau bahkan mendatangi rumah peminjam sekaligus.

3. Hutang untuk gengsi sosial

Berhutang untuk membeli kendaraan pribadi sebenarnya tidak terlalu dianjurkan. Pasalnya, dengan berhutang/mencicil untuk kendaraan pribadi kamu perlu membayar bunga setiap bulannya.

Selain itu, kendaraan pribadi membutuhkan perawatan yang tidak sedikit. Biaya servis/perawatan, pajak, dan bahan bakar perlu kita penuhi setiap saat. Harga jual kembali kendaraan pribadi dari waktu ke waktu terus menurun juga membuat hutang ini masuk ke kategori hutang buruk.

4. Hutang untuk membeli barang konsumtif dan barang sekali pakai

Contoh terakhir dari hutang yang dikategorikan buruk adalah jika hutang tersebut digunakan untuk membeli barang-barang konsumtif dan barang habis pakai belaka. Faktanya barang-barang yang kamu beli tersebut nilainya akan terus menurun seiring berjalannya waktu. Hutang untuk perihal ini sudah sepatutnya kamu hindari.

Kesimpulan

Hutang dibagi menjadi dua kategori: hutang baik dan hutang buruk. Hutang tidak sepenuhnya menghalangi kita dari hidup dengan finansial yang sehat. Tidak apa-apa jika berhutang, asal tahu benar bagaimana caranya agar hutang ini tidak membahayakan masa depan finansial kita.

Berhutang hanya jika perlu, atau berhutang untuk sesuatu yang bermanfaat. Jika hanya sebatas lapar mata, memenuhi nafsu dan hasrat, menuruti sifat konsumtif, maka sebaiknya jangan berhutang.

Gambar Gravatar
I am a graduate student at Master of Management, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (MM UMY). My previous experience includes writing for Aplikasi Super as a content writer, the United Cities and Local Governments Asia-Pacific (UCLG ASPAC) as a freelancer, and writing for Pameo as an intern. visit my portofolio >> https://iqbaaalmuh.journoportfolio.com/