mencapai school life balance

Mencapai School Life Balance

Diposting pada

Sama seperti work-life balance, school-life balance juga merupakan keseimbangan hidup di antara sekolah atau kuliah dengan kehidupan pribadi. Belakangan banyak tuntutan yang harus dipikul mahasiswa. Mulai dari tugas kuliah, kerja part time, organisasi, lomba, sampai magang.

Kesibukan-kesibukan ini menuntut mahasiswa untuk memberikan seluruh energinya. Alhasil, tidak sedikit mahasiswa yang mengalami burn out. Beberapa bahkan mengalami gangguan kesehatan mental dan lelah secara fisik.

Di artikel ini kamu akan melihat seberapa penting school-life balance bagi mahasiswa dan bagaimana cara mencapai school-life balance.

School-Life Balance

Konsep mencapai work-life balance adalah keseimbangan antara produktivitas karir dengan manajemen kehidupan pribadi dengan teman dan keluarga.

Di dunia yang sangat menuntut produktivitas dan kesuksesan, mencapai work-life balance adalah topik yang sedang hangat diperbincangkan.

Banyak di antara mereka yang menggunakan gaya hidup seimbang memiliki produktivitas yang baik di pekerjaan maupun kesehatan mental serta membangun relasi dengan keluarga secara baik.

Sayangnya, topik ini tidak familiar di antara pelajar. Padahal, di lingkungan sekolah, siswa turut mengerjakan tugas dan berkompetisi dengan siswa lainnya.

Seringkali siswa merasa burn out dari tugas sekolah, pekerjaan rumah, dan perannya di dalam rumah. Maka siswa juga perlu mencapai school-life balance untuk mencapai prestasi dan tetap mempertahankan kesehatan fisik dan mental.

Dampak School-Life Balance

Ketika kamu menerapkan school-life balance, kamu mendapatkan manfaat berupa tidur yang berkualitas, sehat secara fisik dan mental, serta fokus secara akademis. Dengan begitu, kamu membutuhkan waktu secara lebih efisien untuk belajar.

Menerapkan school-life balance berdampak positif juga terhadap kesehatan mental.

Jika kamu memiliki hobi misalnya membaca buku atau menonton film bisa mengurangi level stress karena belajar. Sisa waktu yang lain dapat kamu manfaatkan untuk berinteraksi dengan keluarga, sahabat, dan pasangan.

Dengan demikian, menerapkan school-life balance dapat menurunkan kecemasan berlebih dan meningkatkan kualitas pekerjaan atau prestasi belajarmu.

Jika kamu tidak menerapkan school-life balance, kemungkinan besar kamu memakai sebagian besar waktumu untuk terlalu santai atau malah terlalu banyak belajar sehingga mengorbankan waktu istirahatmu. Ini bisa berdampak negatif.

Tanda yang akan kamu temukan adalah kamu mengalami insomnia, kelelahan saat memulai hari, kehilangan nafsu makan, rentan terkena penyakit, mengalami kecemasan (anxiety), dan depresi.

Jika kamu mulai merasakan kelelahan, mudah marah, dan mudah lupa itu tandanya kamu sudah mengalami burn out.

Burn out adalah reaksi emosi, mental, dan fisik negatif terhadap kelelahan, rasa frustasi karena aktivitas bekerja atau belajar non stop. Meskipun kamu sudah banyak mengorbankan waktu untuk belajar, kamu hanya akan semakin sakit dan tidak tampil dengan baik secara akademik.

Cara Mencapai School Life Balance

Tapi, jangan khawatir. Kamu bisa mengubah pola dan gaya hidup untuk menghindari burn out dan mencapai school-life balance. Berikut langkah-langkah yang bisa kamu terapkan.

1. Buatlah Target Realistis

Untuk mencapai school-life balance dibutuhkan membuat target setiap harinya.

Kamu bisa membuat to-do list yang harus kamu lakukan atau hal apa yang ingin kamu capai pada hari itu. Buatlah secara realistis dan spesifik sesuai dengan kemampuan dan batasan waktumu. Mulailah dengan jumlah lis yang kecil.

Seiring dengan semakin tinggi tingkat efektivitas belajarmu, kamu bisa menambah lis itu namun dalam waktu belajar yang sama.

2. Stop Jadi Perfeksionis dan Turunkan Ekspektasimu

Percayalah! Tidak semua mimpi dan target yang kita buat akan tercapai semuanya. Kamu punya batasan waktu dan energi. Maka longgarkan sedikit ekspektasimu di masa depan.

Dengan begitu kamu dapat mengurangi rasa khawatir karena harus perform mati-matian. Ini juga bermanfaat ketika kamu tidak berhasil mencapainya, kamu tidak akan terlalu kecewa.

Daripada menargetkan hasil yang sempurna, berpikirlah untuk melakukan yang terbaik di setiap tugas.

Terbaik bukan berarti sempurna. Jika sempurna berarti 100%, coba buat standar tinggi namun tetap bisa kamu raih, misalnya 80%.

Melakukan yang terbaik berarti kamu secara sadar (mindful) mengerahkan energimu secara efisien untuk mencapai standar versimu yang 80%.

Buatlah standar ini berdasarkan kemampuan dirimu sebelumnya.

Berhentilah membandingkan diri dengan orang lain karena hanya akan membebanimu dengan standar yang belum tentu bisa kamu raih.

3. Istirahat

Ingat! Kamu manusia, bukan robot! Kamu layak untuk istirahat.

Istirahat bisa kamu gunakan untuk melakukan hal-hal yang membuatmu bahagia atau sekadar merasa tenang.

Kamu bisa dengan menonton film komedi, makan makanan manis, atau tidur siang! Istirahat bisa membantumu menyegarkan pikiran sehingga ini juga berdampak positif terhadap produktivitasmu ke depan.

4. Kenali Pola Produktivitas

Setiap orang memiliki jam produktifnya masing-masing.

Ada yang suka belajar di pagi hari, ada juga yang suka belajar di malam hari. Ada yang bisa belajar di tempat bising, ada pula yang suka dengan tempat yang tenang dan sempit.

Kenalilah “jendela fokus”-mu dan konsistenlah dengannya.

Selalu pilih tempat ternyaman yang membuatmu produktif. Jika kamu melakukan produktif di waktu dan tempat yang tepat, kamu akan menemukan waktu paling efisien dan cara paling mudah bagimu.

Kamu jadi bisa melakukan hal lain di luar jendela fokus.

5. Atur Jadwal, Atur Prioritas!

Ketika kamu sudah tahu apa yang harus kamu lakukan, standar apa yang harus kamu capai, dan waktu terbaik untuk melakukannya, saatnya membuat jadwal!

Atur jadwal tetap untuk belajar di jendela fokus, lalu isilah waktu diluar jendela fokus untuk mengerjakan hal lain, misalnya beres-beres, istirahat, waktu makan, dan sebagainya.

Kamu bisa menggunakan aplikasi Google Calendar atau aplikasi jadwal lainnya.

Lalu, aturlah prioritas berdasarkan tingkat kesulitan pekerjaan. Kerjakanlah dari yang paling sulit ke yang paling mudah.

Mengerjakan hal sulit di waktu fokus akan jauh lebih efektif daripada kamu mengerjakannya di luar waktu fokusmu. Jika kamu mengerjakan pekerjaan sulit di akhir, kamu hanya akan boros lebih banyak waktu yang mana kamu sudah kehilangan fokus di pertengahan pekerjaan.

Baca juga: 5 Cara Agar Tetap Kreatif Meski Hidup Gini-gini Aja

6. Jangan Menunda-nunda/Prokrastinasi!

Istirahat memang penting. Namun, jangan terlalu lama menghabiskan waktu untuk istirahat di antara dua tugas. Kamu hanya akan membuang tempo produktif yang telah kamu bangun dan mengacaukan jendela fokusmu.

Dengan mengerjakan semuanya di awal tanpa menunda-nunda, kamu bisa mengurangi kecemasan akibat deadline yang mepet. Gunakan sisa waktu untuk merevisi tugas atau melakukan cek kualitas tugasmu.

7. Komunikasikan dengan Keluarga dan Sahabat

Jika kamu sudah memahami jendela fokus dan tempat nyaman untuk belajar, cobalah komunikasikan dengan orang rumah. Ini dapat menghindarkan mereka melakukan hal-hal yang dapat mengganggu waktu belajarmu.

Kamu juga bisa memberitahu sahabatmu jika kamu sedang sibuk melakukan sesuatu sehingga mereka tidak akan mengajakmu bermain di tengah waktu belajar.

School-life balance tidak hanya dilakukan di level manajemen diri tetapi juga manajemen relasi dengan orang lain.

8. Menerapkan Gaya Hidup Sehat

Jika istirahat baik untuk kondisi pikiran dan mental, kamu juga perlu menjaga kesehatan fisik dengan menerapkan gaya hidup sehat. Kamu bisa melakukan olahraga minimal tiga kali seminggu, makan-makanan bergizi, dan kurangi begadang. Menjaga pola tidur juga sangat penting agar kamu lebih segar menjalani kegiatan di pagi hari.

9. Buat Batasan

Jika kamu merasa terlalu banyak hal yang dikerjakan, cobalah eliminasi kegiatan yang tidak terlalu penting untuk dilakukan. Misalnya kamu mahasiswa, sedang kuliah, kerja part-time, dan magang. Lalu datanglah tawaran untuk ikut organisasi. Kamu harus siap berkata tidak. Meskipun kamu mungkin bisa kehilangan kesempatan, kamu harus tetap fokus pada prioritasmu.

10. Mintalah Bantuan

Jangan mencoba melakukannya sendirian!

School-life balance bisa dicapai jika kamu menyadari batas kemampuanmu.

Jika kamu merasa belum mampu untuk melakukan sesuatu, jangan sungkan untuk meminta bantuan. Mintalah temanmu untuk mengajarkan materi yang sulit dipahami.

Terakhir, jika kamu sudah mengalami burn out dan merasa tidak bisa menghadapinya sendiri, mintalah bantuan profesional, psikolog atau konselor belajar.

Menarik banget, kan, pembahasan tentang school-life balance? Kira-kira cara apa yang sudah kamu terapkan untuk mencapai school-life balance? Coba sebutkan di komentar dan jangan lupa share artikel Tumbooh.com ke teman-temanmu, ya!

***

Photo by Pixabay

Gambar Gravatar
Suka nonton film