Di masa kecilnya, Yayoi Kusama berhalusinasi tentang dunia berisi penuh dengan bintik-bintik (polkadot) kecil yang memenuhi berbagai ruangan. Halusinasi Yayoi Kusama disebabkan oleh penyakit mentalnya
Motif Polkadot memenuhi seluruh area mulai dari dinding, langit-langit hingga tubuhnya. Selama lebih dari 40 tahun, Yayoi Kusama telah membuat karya lukis, patung, dan fotografi dengan polkadot untuk menutupi permukaan.
Polkadot juga mewakilkan ekspresi Yayoi Kusama menghadapi penyakit mental serta tekanan yang ia saksikan di era Perang Dunia ke II. Saat itu tahun 1973, Yayoi Kusama kembali ke Jepang dan kepribadiannya berubah drastis.
Beberapa karya Yayoi Kusama yang menggunakan motif polkadot adalah Dots Obsession, The Spirit of The Pumpkin Descended Into The Heaven, I Want To Love On The Festival Night, Infinity Mirrored Room-Brilliance of The Souls, dan The Obliteration Room.
Kisah dan Makna Karya Yayoi Kusama
Karya Yayoi Kusama pernah dipamerkan di Museum Modern and Contemporary Art Nusantara di Jakarta. Karya-karya menghadirkan judul-judul yang mengandung kata-kata repetitive dan tak terbatas yang menyuguhkan imaji semesta.
Karya-karya tersebut dikemas dalam bentuk dua dimensi, tiga dimensi, video, pertunjukan, instalasi, hingga ruang kamar bercermin tak bertepi.
Yayoi Kusama memang salah satu seniman yang dianggap sebagai seniman paling produktif dan kreatif, karya-karyanya membawa para penikmat seni ke dunia imaji surealistis.
Berikut karya-karya terkenal Yayoi Kusama beserta makna di baliknya.

1. Sex Obsession Food Obsession Macaroni Infinity Nets & Kusama (1962)
Yayoi Kusama dikenal dengan seniman yang sangat enggan dengan aktivitas seksual.
Dalam karyanya ini yang berupa fotografi, Yayoi Kusama memasukkan dirinya sendiri menjadi subjek dalam karya tersebut.
Yayoi Kusama tampak berpose tanpa busana di antara tumpukan makaroni pasta, sementara di sekujur tubuhnya penuh dengan motif polkadot.
Dengan memasukkan dirinya sendiri ke dalam karya tersebut, dapat diartikan bahwa Yayoi Kusama berusaha untuk menumbangkan keengganan seksualitasnya. Ia ingin mendobrak ketidaknyamanannya tersebut.
Dengan begitu ia bisa dianggap sebagai pribadi yang berani, sehingga membuat Yayoi Kusama menjadi seniman yang menjunjung tinggi-tinggi nilai-nilai feminisme pada masa itu.

2. Narcissus Garden
Narcisscus Garden adalah experiment pertamanya yang sukses menjadi perbincangan di Pameran Biennale.
Sebenarnya Yayo Kusama tidak secara resmi diundang di pameran tersebut atau diberi izin untuk berpartisipasi, bahkan beberapa petugas berusaha menghentikannya.
Yayoi Kusama tetap memamerkan karya tersebut sepanjang pameran berlangsung dengan menggunakan kimono berwarna emas sebagai bentuk rasa bangganya sebagai orang asing dari Jepang.
Bola-bola baja anti karat berdiameter 12 inchi disusun rapat, menciptakan meda re flektif tak terbatas yang mendistorsi refleksi alam dan segala sesuatu di sekitarnya.
Permukaan bola tersebut terinspirasi dari kisah mitos Yunani bernama Narcissus yang terobsesi oleh wajahnya sendiri dalam refleksi kolam hingga membuat dirinya tenggelam.
Melalui karya ini, siapapun seakan dipaksa untuk menghadapi kegagalan mereka sendiri lewat permukaan yang terdistorsi.

3. Infinity Mirrored Room (2016) – The Souls of Millions of Lights Years Away
Kusama memulai serial Infinity Mirrored Room sejak tahun 1960 dan telah menghasilkan 20 ruangan kaca yang berbeda. Setiap ruangan terlapisi oleh ruang gelap yang dilapisi cermin.
Jika di masa lalu, Kusama mengisi ruangan tersebut dengan labu, lentera, dan lain-lain. Namun kali ini, Kusama mengisi ruangan tersebut lampu-lampu LED kecil yang berkedap-kedip berirama membentuk pola polkadot.
Lampu yang dipantulkan oleh cermin menciptakan ilusi ruang tak berujung. Ruangan Infinity Mirrored Room akan membawa siapapun yang memasukinya seakan sedang pergi ke luar angkasa.
Ruang yang tenang merupakan refleksi kehidupan dan insting kematian. Yayoi Kusama menjelaskan bahwa karyanya “berperang di batas antara hidup dan mati, mempertanyakan siapa kita dan apa artinya hidup dan mati”.
Dengan mendorong pengunjung untuk merenungkan keberadaan mereka, karya Kusama menekankan hubungan yang kita miliki dengan alam semesta.
“Dengan menggunakan cahaya dan refleksi cermin mereka sendiri, saya ingin menunjukkan citra kosmik di luar dunia tempat kita tinggal”.

4. Pumpkin (1994)
Labu adalah salah satu formula utama Yayoi Kusama dalam membentuk patung. Dirinya mengaku karya tersebut terinspirasi dari kisah dirinya pertama kali memperhatikan buah labu di ladang milik kakeknya.
“Pertama kali saya melihat labu adalah ketika saya masih di sekolah dasar, di ladang kakek saya saat panen besar … tampaknya labu adalah buah yang tidak begitu dihiraukan oleh orang-orang, tapi saya terpesona dengan bentuknya yang menawan.”
Pumpkin dibuat khusus untuk Benesse Art Site di Pulau Naoshima, Jepang, patung labu kuning raksasa itu dilukis dengan deretan titik-titik hitam yang disusun berirama. Motifnya melebar dari besar ke kecil di sekitar labu.
Bentuk labunya tampak bergaya kartun, mempresentasikan betapa anehnya dunia saat objek alami/non modern ketika ditampilkan di dunia berbudaya modern.
Yayoi Kusama teringat akan budaya lama Jepang yang kaku dan militeristik bertransformasi menjadi budaya yang penuh dengan budaya modern yang penuh dengan warna-warni karya seperti manga, kartun, anime.
Kusama juga menggambarkan buah labu sebagai alter ego dirinya, yang menekankan bagaimana karya dan dirinya terjalin erat karena Yayoi Kusama dikenal dengan seniman yang membawa karya-karya berkisah tentang masa lalu yang tidak indah,
5. Infinity Nets
Yayoi Kusama menggambarkan lukisan Infinity Nets sebagai objek dengan tanpa awal, akhir atau pusat. Pengulangan tanpa akhir ini menciptakan perasaan pusing, hampa, dan menghipnotis.
Infinity Nets merupakan gambar penggabungan antara kuas cat yang tebal membentuk bulan sabit yang terhubung.
Gambarnya dibuat melengkung ke arah yang sama kemudian perlahan bergerak ke kanan, kiri, atas, dan bawah. Hasilnya adalah desain yang acak namun tetap sistematis.
Sekian artikel dari Tumbooh.com, semoga kita semua tetap bisa selalu tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
—
Sumber foto: Instgram.com/yayoikusama_