TIndak bullying anak sekolah
Foto oleh RODNAE Productions dari Pexels

Dari Sudut Pandang Pelaku Bullying: Bagaimana Cara Menumbuhkan Pribadi Anti-Bullying

Diposting pada

Menjadi korban bullying adalah salah satu ujian hidup yang tidak mudah bagi sebagian besar umat manusia. Dilecehkan, dicemoh, tidak memiliki teman tentu akan menggiring perasaan sakit hati.

Namun, pernahkan kamu berpikir bahwa sebenarnya dalam posisi sebagai perundung pun tidak mudah. Seorang perundung bisa jadi memiliki masalah atau nasib yang kurang beruntung sehingga melampiaskan amarahnya kepada orang lain, korban bullying.

Sebagai manusia, memang sulit untuk menghadapi masalah kehidupan, apalagi jika usia kita masih sangat muda (remaja), maka sulit untuk mengontrol emosi.

Maka berikut ini adalah panduan cara bagi kamu yang merasa sedang merundung (bullying) seseorang atau hendak merundung seseorang.

Empati & Simpati Kepada Korban Bullying

Sebagai manusia, kita diciptakan memiliki hati nurani, kita mampu untuk merasakan kondisi emosional orang-orang di sekitar kita.

Menumbuhkan rasa empati dan simpati dalam diri kita merupakan tanda bahwa kita peduli dengan sesama manusia.

Menumbuhkan rasa empati dan simpati artinya kita sadar bahwa dunia ini tidak selalu indah, dan selalu saja ada orang jahat berupaya menjatuhkan orang yang lemah.

Jika kita sudah sadar, maka kita bisa maju ke langkah selanjutnya yaitu menanamkan pemikiran bahwa semua orang itu sama, semua orang pantas untuk memperoleh perlakuan yang sama di lingkungan tidak peduli dengan perbedaan.

Segala kekurangan yang dimiliki oleh orang lain bukanlah menjadi objek untuk dicemoh, melainkan sebuah perbedaan unik yang indah. Siapa tahu dengan banyaknya perbedaan kita bisa saling belajar satu sama lain.

Kontrol Diri

Mengontrol diri kita tetap di dalam kondisi stabil tidak mudah dilakukan semua orang. Kemampuan dalam mengontrol diri kita adalah salah satu ciri bahwa kita sudah dewasa,

Orang dewasa adalah mereka yang mampu menahan emosi, ego, dan mengalah demi kesejahteraan bersama.

Setiap kali timbul perasaan iri di hati dan emosi melihat kesuksesan atau tindakan orang lain, cobalah untuk berlatih mengendalikannya. Jangan sampai lepas kontrol.

Tarik napas yang panjang dan langsung jauhi orang tersebut. Alihkan perhatian kita kepada hal-hal yang lebih menyenangkan, seperti mencari teman mengobrol, menekuni hobi, dan aktif di kegiatan organisasi.

Jauhi Teman yang Suka Mem-Bully

Berteman dengan perundung tidak akan membawa kebaikan pada diri kita, selain terlibat dalam tindak perundungan.

Jangan takut untuk keluar di lingkaran pertemanan yang tidak baik, yakin bahwa masih banyak teman di luar sana yang jauh lebih positif yang mampu menggiring kita menjadi orang yang lebih baik lagi.

Tantangan baru jika kamu berani untuk berteman dengan orang yang sering menjadi korban bullying. Dengan begitu kamu bisa mendengar dan paham bagaimana rasanya menjadi mereka.

Siapa tahu ternyata mereka asyik dan keren, dan kita bisa belajar banyak dari mereka.

Memberi Bantuan

Ketika kita adalah penonton dan dimintai bantuan, sebenarnya bentuk bantuan paling efektif yang bisa kita berikan untuk mereka para korban adalah menjadi teman mereka.

Cukup mendengarkan keluh kesah mereka, jika berani maka kamu bisa membela mereka ketika perundungan terjadi. Meski sulit, setidaknya kamu berani mencoba untuk melawan.

Minta Maaf

Sulit untuk berubah menjadi orang yang lebih baik. Ketika seakan kesadaran itu aktif di dalam diri kita, hanya tersisa tumpukan penyesalan.

Ingin meminta maaf, tapi timbul pertanyaan, “apakah kita layak untuk dimaafkan?”

Dari sinilah, keberanianmu diuji. Jika kamu ingin berubah maka ini saatnya untuk merobek pribadi pengecut dalam diri kita.

Karena nyatanya, seorang pem-bully adalah mereka yang merasa insecure¸tidak puas akan dirinya, hingga menjadi iri dengan orang lain dan bertindak kasar kepada orang yang lemah demi kepuasan diri sendiri.

Mengumpulkan energi keberanian dalam diri kita dimulai dengan meminta maaf secara tulus. Meski orang yang pernah kita bully belum bisa memaafkan kita, setidaknya coba untuk bersabar,

Pasti ada waktu di mana semuanya kaan kembali sejahtera. Ketika kita menunjukkan niat baik, lama-lama dia pasti sadar bahwa kita memang akan berubah. Jangan balas api dengan api. Melainkan dengan air supaya padam.

Sadari Akibatnya

Mungkin bagi kita, menjahili dan menertawakan orang itu hal yang biasa. Mungkin maksudnya hanya bercanda, tapi sebenarnya korban sedang tersakiti, dan kita tidak sadar.

Seorang aktivis dari organisasi Yayasan Sejiwa, Ikhlasul Amal, berkata, “hati orang siapa yang tahu. Bisa aja julukan untuk teman yang kita anggap cuma sekadar lelucon, bikin teman tersebut jadi sakit hati.”

Apa yang kita lakukan bisa jadi mengubah hidupnya, kita tidak pernah tahu kan? Rasa sakit hati serta malu, kita tidak pernah tahu kapan luka itu akan sembuh atau bahkan tidak pernah sembuh karena meninggalkan bekas.

Bukan hanya untuk korban, tindakan bullying juga mempengaruhi kondisi emosional dan kepribadian orang-orang yang berada dalam lingkaran bullying tersebut, termasuk pelaku dan saksi.

Penutup

Jangan jadikan kasus bullying menjadi luka berkepanjangan dalam diri kamu. Kamu boleh merasa bersalah atau menyesal karena tindak bullying yang kamu lakukan, tapi kamu tetap harus bergerak maju.

Hidup masih berjalan, dan kamu harus tetap bergerak maju untuk mengejar segala impian dalam hidup. Jika kamu sudah sadar dan siap untuk berubah, maka inilah saatnya!

Tunjukkan pada dunia bahwa kamu, mantan pelaku bullying, juga bisa merubah dunia. Suatu hari cerita kelam dari masa lalu kamu akan menjadi pembelajaran bagi semura orang agar tidak melakukan kesalahan yang sama.

Demikian artikel tentang hormon kebahagian dari Tumbooh.com, silahkan share ke teman temanmu jika artikel ini bermanfaat. terimaksih.

Gambar Gravatar
Just chill and read