Apakah kamu mengetahui tentang Growth Mindset?
Jika kamu percaya bahwa kerja keras dan dedikasi (bukan bakat) adalah kunci kesuksesan, maka kamu memiliki growth mindset!
Sedangkan , lawan dari growth mindset adalah fixed mindset. Fixed mindset berarti berpikir bahwa faktor kesuksesan hanyalah dari bakat. Orang dengan fixed mindset mengira bahwa bakat adalah faktor terbesar yang menentukan kesuksesan seseorang.
Padahal setiap orang terlahir dengan bakat dan keunikan masing-masing. Yang membuatnya sukses adalah apakah seseorang itu mau berusaha dan melatihnya.
Di artikel kali ini, Tumbooh akan mengajakmu menelusuri apa saja bentuk growth mindset, pentingnya memiliki growth mindset, dan cara memiliki growth mindset. Simak ulasannya berikut ini!
Tanda Kamu Memiliki Growth Mindset
Kamu memiliki growth mindset jika:
- Kamu percaya kamu bisa jadi apa saja jika kamu berusaha.
- Ketika berhasil, kamu memilih kata-kata “kamu hebat sudah berusaha keras!” daripada “ih, pinter banget!”
- Ketika kamu tidak memahami sesuatu, kamu akan lebih banyak bertanya.
- Ketika kamu gagal, kamu mencari tahu penyebabnya dan berusaha memperbaikinya, daripada menyalahkan keadaan.
- Kamu menganggap perjalanan mencapai tujuan adalah tantangan, bukan usaha yang melelahkan tiada akhir.
- Kamu melihat kesempatan dan solusi di saat kesulitan.
- Kamu terbuka dengan pemikiran yang bertentangan denganmu.
- Kamu selalu belajar hal baru.
- Kamu belajar hal baru lebih cepat. Alhasil, kamu memiliki nilai yang bagus dan lebih sukses.
Pentingnya Growth Mindset
Cara berpikir menentukan kenyataan. Pada orang dengan growth mindset, mereka percaya bahwa kepintaran dan keterampilan bisa berubah (berkembang) berdasarkan seberapa banyak usaha yang dilakukan. Pemikiran inilah yang membantu growth mindset terus berlatih.
Berlatih ibarat pedang yang terus ditempa. Ia akan semakin baik dan tajam.
Menurut Carol Dweck, penulis Mindset: The New Psychology of Success, orang dengan growth mindset tidak hanya belajar lebih banyak tetapi juga belajar lebih cepat. Sedangkan, orang dengan fixed mindset, mereka bahkan tidak berani untuk mencoba. Bahkan jika mereka mencoba, mereka tidak melakukannya dengan kesungguhan.
Cara berpikir juga berpengaruh pada bagaimana kita memaknai “tantangan” dan “kesempatan”. Orang dengan growth mindset akan menggunakan kata-kata asosiasi positif, misalnya mereka cenderung mengasosiasikan “kegagalan” dengan “proses belajar” atau “kesulitan” dengan “tantangan”.
Cara Memiliki Growth Mindset: Fokus pada Hal yang Bisa Dikontrol dan Tetap Terbuka
Fixed mindset bisa berbahaya karena hanya membuatmu fokus pada sesuatu yang tidak bisa kamu ubah. Kamu jadi stagnan di tempat dan tidak bisa bergerak untuk membuat perubahan.
Namun, ketika kamu sudah menerapkan growth mindset, kamu akan fokus pada sesuatu yang bisa kamu ubah. Sebagai ilustrasi, suatu hari kamu gagal dalam sebuah lomba. Jika kamu memiliki fixed mindset, kamu akan mendikte pikiranmu bahwa kamu tidak berbakat dan akan selamanya gagal. Kamu bahkan menyalahkan juri dan panitia lomba dengan sebutan tidak kompeten.
Jika kamu memiliki growth mindset, kamu akan fokus mencari solusi yang bisa kamu lakukan, misalnya kamu akan belajar memperbaiki kesalahan dan mengikuti lomba lain.
Terkadang banyak keberhasilan tidak jadi tercapai karena kamu takut mencoba duluan. Dengan membuka banyak kesempatan, maka kemungkinan kamu akan banyak menggunakan keterampilan. Selain kamu membuka peluang yang lebih besar kamu juga mengasah keterampilan di waktu bersamaan.
Maka, satu-satunya cara untuk menumbuhkan growth mindset adalah percaya selalu ada banyak kemungkinan. Ketika kamu percaya ada banyak yang bisa terjadi, kamu akan mencoba banyak hal demi mencapai satu tujuan.
Memang ada faktor privilege yang bisa menghalangimu mencapai taraf sukses yang sama dengan orang lain. Namun, cobalah ukur mana jalan paling efisien yang bisa kamu gunakan.
Cobalah selalu mengerahkan usaha terbaik dalam setiap proses belajar. Kamu menganggap “usaha” adalah “cara” untuk sukses, bukan “halangan”.
Ketika kamu mau dan ingin berusaha, kamu memiliki energi yang besar dari dalam dirimu sehingga motivasi dari orang lain tidak penting lagi; kamu sudah punya energi itu untuk terus bergerak.
Ketika kamu percaya bahwa usaha mampu mendorong energi yang ada dalam dirimu, kamu berada pada titik di mana kamu sudah berdamai dengan usaha atau bahkan menyukainya.