Begini Cara Menerapkan Soft Skill ke dalam Personal Branding-mu!

Diposting pada

Di pasar kerja masa kini, pelamar biasanya memasukkan keterampilan teknis atau hard skill sebagai personal branding. Meskipun memasukkan hard skill bermanfaat untuk lebih mudah dikenal, pelamar kerja perlu menambahkan hal lain yang membuatnya berbeda. Ini bertujuan untuk membuat personal branding semakin kuat dan menonjol di antara pelamar lain. Dengan menerapkan soft skill ke dalam personal branding akan membangun reputasi yang semakin kuat. Kamu akan mendapatkan permintaan wawancara kerja lebih banyak.

Strategi Membangun Personal Branding

Personal branding adalah citra, reputasi, dan persepsi orang lain yang sesuai dengan keinginan bagaimana kamu akan dilihat.

Untuk membangun reputasi dan citra diri, kamu perlu menggabungkan karakteristik, nilai, kepakaran yang dimiliki, dan kepribadian.

Sebagai contoh kamu adalah seorang penulis. Dalam membangun citra diri, kamu ingin dilihat sebagai penulis yang seperti apa? Apakah penulis fiksi? Penulis artikel web? atau peneliti?.

Setelah kamu memilih keahlian teknis yang paling dominan, pilihlah poin yang bisa membuatmu menonjol (unique selling proposition).

Pastikan jika kamu adalah orang yang benar-benar ahli dalam bidangmu.

Setelah kamu mengetahui nilai yang ingin kamu “jual”, promosikan melalui profil media sosialmu. Kamu bisa mulai dari membuat LinkedIn atau media sosial profesional lainnya.

Membangun personal branding dapat membantumu:

  1. Lebih menonjol dari pesaing
  2. Visibilitas lebih tinggi bagi perekrut
  3. Membangun audiens/klien yang loyal
  4. Memperluas peluang karir
  5. Bertemu dengan partner bisnis dan klien yang sesuai

Jenis dan Contoh Soft Skill

Ada ungkapan jika orang direkrut karena hard skill tetapi dipecat karena soft skill. Situasi ini menuntut perekrut dan HR tidak hanya melihat hard skill tetapi juga soft skill pelamar.

Ada dua jenis soft skill, yakni inner soft skill dan outer soft skill.

Inner soft skill berarti keterampilan non teknis yang ada dan diterapkan ke dalam diri. Sedangkan outer soft skill adalah keterampilan non teknis untuk membangun relasi dengan orang lain.

Contoh inner soft skill adalah:

1. Berpikir Kritis

Tidak ada yang lebih penting daripada keahlian menganalisis situasi dan membuat keputusan. Memahami permasalahan dan membuat solusi adalah keahlian dasar dalam bekerja secara profesional. Keahlian yang menyertai berpikir kritis adalah kreativitas, fleksibilitas, dan rasa ingin tahu yang tinggi.

2. Self Awareness

Hal mendasar lainnya adalah mengenali diri sendiri atau self aware. Mengetahui nilai diri, kemampuan, dan kelemahan diri adalah hal mendasar untuk membangun personal branding yang tepat. Dengan self aware, kamu lebih memahami pekerjaan dan tugas yang paling cocok denganmu.

3. Manajemen Emosi

Kondisi di tempat kerja tidak selamanya mulus. Permintaan revisi berkali-kali, klien yang tidak senang, atau bos yang terlalu menuntut bisa menantang emosi. Jagalah untuk tetap tenang dan aktualisasikan profesionalisme. Komunikasikan kendala dan segera lakukan perbaikan.

4. Manajemen Stres

Tidak selamanya stres menimbulkan efek negatif. Jika kamu memiliki manajemen stres yang baik, kamu dapat mengelola stres itu sebagai motivasi untuk tumbuh lebih baik. Daripada fokus terhadap stres yang kamu alami, fokuskan dirimu pada solusi.

5. Manajemen Waktu

Tuntutan pekerjaan bisa sangat banyak dan melelahkan. Sedangkan kamu hanya memiliki waktu dan energi terbatas. Manajemen waktu adalah hal mendasar yang harus kamu terapkan agar dapat tampil maksimal di setiap pekerjaan. Tidak hanya membangun disiplin diri, manajemen waktu bermanfaat untuk citra diri yang baik karena pekerjaanmu dinilai selalu tepat waktu.

6. Adaptasi

Kemampuan menyesuaikan diri dengan cepat di lingkungan dan situasi baru disebut adaptasi. Adaptasi dan fleksibilitas sangat penting dalam personal branding-mu. Perekrut melihat dirimu sebagai orang yang selalu belajar dan mudah menerima penyesuaian baru. Buktikan di dalam CV atau cover letter-mu bahwa kamu pernah menghadapi perubahan situasi di tengah proyek dan proyek itu tetap berhasil kamu handle dengan baik.

Contoh outer soft skill di antaranya:

1. Komunikasi

Komunikasi lisan dan tulisan merupakan soft skill yang penting untuk dikembangkan. Keahlian komunikasi meliputi keahlian:

  • aktif mendengar,
  • memaparkan informasi secara lisan,
  • public speaking,
  • negosiasi,
  • ekspresi dan pembawaan diri,
  • penggunaan diksi,
  • dan komunikasi melalui tulisan, misalnya surat, email, atau lainnya.

Kemampuan komunikasi lisan sebagian besar akan diuji melalui sesi wawancara. Maka latihlah berbicara dengan lancar, berani menatap lawan bicara, dan menggunakan tata bahasa yang baik.

2. Bekerja dalam Tim

Tidak ada perusahaan yang tidak memiliki tim. Seberapa besar atau kecil suatu perusahaan, di dalamnya terdapat divisi yang saling bekerja secara berkesinambungan. Bekerja dengan berbagai macam orang bisa menjadi sebuah tantangan. Kamu perlu memiliki kemampuan untuk bekerja dalam tim agar target pekerjaan dapat dicapai bersama.

3. Leadership/Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan keahlian manajemen secara keseluruhan. Jika kamu memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi, kamu bisa mengatur tim yang berada di bawahmu. Kamu juga memiliki keterampilan untuk memastikan segalanya berjalan dengan baik. Tidak semua orang memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi. Kamu perlu mengasahnya melalui pengalaman dan proses belajar.

5. Sikap Positif

Bersikap positif membawa energi positif di tempat kerja. Lingkungan yang positif mampu membuat pekerjaan jadi lebih menyenangkan dan bebas stres. Sikap positif yang bisa kamu terapkan di antaranya:

  • Percaya diri
  • Kooperatif
  • Antusias
  • Ramah
  • Kejujuran
  • Sabar
  • Menghargai satu sama lain
  • Menjaga perasaan orang lain

Cara Menunjukkan Soft Skill ke dalam Personal Branding

1. Manfaatkan Resume

Tulislah contoh perilaku dan hasil pekerjaan sebelumnya yang dapat melegitimasi soft skill-mu. Misalnya jika kamu seorang yang memiliki kepemimpinan, tunjukkan bahwa kamu pernah menjadi ketua proyek atau divisi tertentu. Tunjukkan bagaimana hasilnya dan apa yang kamu yang sudah kamu capai dari posisi itu.

2. Maksimalkan Profil LinkedIn

Di profil media sosial LinkedIn, kamu bisa menuliskan bagian “summary” atau rangkuman diri. Pilihlah kata-kata yang menggambarkan keahlianmu.

Misalnya kamu seorang desainer grafis, maka tulislah seperti ini:

“I am a detail-oriented Graphic Designer with on-time work result”. 

Itu menunjukkan bahwa kamu adalah seorang yang memiliki soft skill detail dan manajemen waktu yang baik.

3. Perkuat Penjelasan Soft Skill di Motivation Letter

Terkadang dalam proses rekrutmen, perusahaan memintamu untuk membuat motivation letter atau cover letter. Kamu bisa manfaatkan kesempatan itu untuk menulis nilai diri, tujuanmu melamar, dan keahlian yang dimiliki, baik hard skill maupun soft skill.

Ceritakan contoh relevan dengan soft skill yang ingin kamu tunjukkan. Misalnya kamu ingin menuliskan soft skill adaptasi. Kamu bisa menceritakan pengalamanmu selama perubahan WFO ke WFH dan bagaimana kamu mengatasi perubahan itu.

Jadi, bagaimana? Sudah siapkah kamu memasuki dunia kerja? Persiapkan diri sematang mungkin agar kamu dapat meraih karir impianmu. Kamu bisa mulai memikirkan bagaimana personal branding dan soft skill yang ingin kamu tonjolkan.

Semoga cara dari Tumbooh dapat membantumu menggabungkan soft skill ke dalam personal branding mu ya! Yuk, share informasi ini agar teman sejawat juga bisa sukses sepertimu!

***

Sumber foto: Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Gambar Gravatar
Suka nonton film