Adegan All of Us Are Dead tentang Bullying
Fenomena bullying di sekolah dalam serial Netflix All of Us Are Dead

Serial Netflix All of Us Are Dead: Dampak dari Bullying Terhadap Remaja part 1

Diposting pada

All of Us Are Dead merupakan serial Netflix terbaru asal Korea yang mengangkat tema tentang zombie. Dibalut dalam kemasan seputar kehidupan masa sekolah SMA, termasuk terdapat isu bullying remaja.

Isu yang diangkat dalam serial All of Us Are Dead adalah tentang fenomena bullying anak sekolahan.

Sedikit definisi tentang bullying menurut American Psychological Association, bullying adalah bentuk perilaku agresif seseorang yang dengan sengaja dan menyebabkan luka atau ketidaknyamanan pada orang lain.

Penjelasan premis serial All of Us Are Dead, singkatnya adalah bagaimana ketika fenomena perundungan atau bullying ini memberikan efek yang besar bagi dunia.

Ketika dunia yang dipenuhi dengan orang-orang tidak bermoral berubah menjadi sosok monster pemakan daging.

Sekilas Laporan Catatan Fenomena Bullying di Indonesia

Fenomena bullying di dunia nyata pun merupakan fenomena yang terbiasa terjadi, bahkan masih sulit untuk ditangani karena kebanyakan korban tidak tahu harus mencari perlindungan kemana.

Dikutip dari laporan di website kpai.go.id, di Indonesia sendiri telah tercatat terdapat 37.381 pengaduan kasus kekerasan terhadap anak untuk bullying baik di wilayah pendidikan maupun Media Sosial.

Jumlah kasus 37.381 tersebut tercatat dalam kurun waktu dari tahun 2011 sampai 2019.

Adegan Bullying Serta Dampaknya Terhadap Remaja yang Digambarkan Dalam Serial All of Us Are Dead

Jika dijelaskan secara teori, terdapat 4 jenis bullying yang biasa terjadi di lingkungan sekolah remaja.

4 jenis bullying tersebut di antaranya adalah bullying secara fisik, bullying secara verbal, bullying secara emosional, dan cyberbullying atau bullying yang dilakukan di Media Sosial.

Dalam serial All of Us Are Dead, kebetulan keempat jenis bullying tersebut dihadirkan penggambaran adegannya dalam beberapa episode.

Berikut beberapa adegan bullying serta dampaknya yang digambarkan dalam serial All of Us Are Dead:

Salah satu jenis bullying adalah kekerasan fisik digambarkan dalam All of Us Are Dead

Bullying Kekerasan Fisik

Dalam episode pertama serial All of Us Are Dead, langsung ditayangkan adegan kekerasan bullying dimana tampak beberapa tokoh yang merupakan sekelompok perundung yang melakukan serangan fisik pada korbannya.

Adegan pembuka menggambarkan kekerasan bullyingserial All of Us Are Dead cukup brutal sehingga cukup membawa kesan horror dan thrilling bagi penonton.

Namun, sejak adegan pertama inilah merupakan penggambaran backgroundstory dari keseluruhan cerita.

Korban dari tindakan bullying di sini akan menjadi tokoh bersejarah atas kekacauan zombie apocalypse dalam serial All of Us Are Dead.

Penonton dapat melihat betapa kejamnya kekerasan bullying yang diterima oleh korban sehingga membawa luka yang amat mendalam bagi korbannya.

Luka Emosional Bisa Dirasakan oleh Orang-orang Sekitar Kita

Luka ini kemudian juga terasa sampai ke Sang Ayah dari korban yang merupakan ahli sains jenius yang pada akhirnya menciptakan virus.

Pada episode 1 serial All of Us Are Dead, kita dapat belajar bahwa bullying secara fisik bukan hanya meninggalkan luka di tubuh, melainkan juga secara emosional yang harus dipikul korban selama bertahun-tahun.

Jenis bull

ying fisik adalah aksi mendorong, menendang, meninju, dan menampar. Tujuan dari bullying secara fisik adalah untuk seteru

snya meng

ontrol kehidupan kor

ban.

Pelaku bullying yang berpotensi menjadi kriminal digambarkan dalam All of Us Are Dead

Pelaku Bullying yang Berpotensi Menjadi Kriminal

Dalam serial All of Us Are Dead, pelaku perundung bern

ama Yoon Gwi-Nam menjadi main villain yang begitu brutal.

Yoon Gwi-Nam bahkan tidak segan membunuh kepala sekolah SMA Hyosan karena adanya perasaan tersinggung atas perilaku kepala sekolah terhadapnya.

Tidak berhenti dari situ, Yoon Gwi-Nam juga berniat untuk membunuh Lee Cheong-San yang merupakan karakter protagonis dalam serial All of Us Are Dead.

Dari penggambaran tokoh Yoon Gwi-Nam di sini, kita dapat melihat bahwa remaja yang kerap melakukan aksi bullying biasanya cenderung akan beralih pada tindakan kriminal yang lebih parah.

Korban bullying yang diserang secara emosional dalam All of Us Are Dead

Bullying yang Menyerang Secara Emosional

Terdapat satu tokoh bernama Choi Nam-Ra yang merupakan siswa berprestasi yang selalu memperoleh peringkat pertama di sekolahnya.

Bahkan ia menerima jabatan sebagai Ketua Kelas selama 2 tahun berturut-turut. Tapi ternyata jabatannya yang diterimanya bukan karena ia pintar, melainkan karena orangtua Choi Nam-Ra yang sudah memberikan bantuan sosial ke sekolah.

Sebagai timbal balik, sekolah menunjuk Choi Nam-Ra untuk menjadi Ketua Kelas atas permintaan dari kedua orangtuanya.

Karena kejadian ini, seluruh siswa di SMA Hyosan selama dua tahun merundung Choi Nam-Ra sehingga tidak ada yang ingin berteman dengan Choi Nam-Ra.

Choi Nam-Ra pun menjadi siswa yang sangat pendiam yang selalu membuka bukunya, menutup telinganya dengan earphone kemanapun ia pergi.

Jenis bullying emosional dilakukan tidak secara langsung di depan korbannya, melainkan dengan cara menyebarkan gosip, fitnah, mengabaikan, atau bahkan membuat pernyataan yang menyakiti perasaan si korban.

Bullying jenis ini bertujuan untuk merendahkan harga diri si korban. Cho Nam-Ra yang merupakan Ketua Kelas pun tidak pernah dianggap sebagai Ketua Kelas oleh teman-temannya.

Penutup

Serial Netflix All of Us Are Dead cukup banyak menghadirkan adegan tentang isu bullying di kalangan remaja.

Belum cukup sampai di sini, terdapat beberapa adegan yang bercerita tentang konflik bullying di serial All of Us Are Dead.

Berikut untuk artikel part dua dari Adegan Bullying dalam Serial Netflix All of Us Are Dead: Dampak dari Bullying Terhadap Korbannya 

Demikian artikel tentang hormon kebahagian dari Tumbooh.com, silahkan share ke teman temanmu jika artikel ini bermanfaat. terimaksih.

Sumber foto: All of Us Are Dead

Gambar Gravatar
Just chill and read